Secercah Cahaya Senja Di Belitong - Teman Pena

"MENJADI MANUSIA YANG BERGUNA ANTAR SESAMA DAN MATI DALAM KHUSNUL KHATIMAH"

Penulis itu

  • Muda
  • Kreatif
  • Berwawasan
  • Amazing!

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Tuesday, November 27, 2018

Secercah Cahaya Senja Di Belitong




Negeri ini amat indah, indah sekali... 
Menyimpan sejuta kilauan alam yang masih asri...
Menyimpan ribuan yang belum terjelajahi, dan 
Menyimpan triliunan kekayaan yang diberikan sang Illahi.

Ditempat ini aku merasa sangat terhina dihadapan-Nya, bagaimana tidak, betapa besar ciptaan-Nya yang luput dari kata syukurku teruntuk-Nya...
Bagaimana tidak, melihat begitu indah ciptaan-Nya lalu aku masih saja enggan dan ragu tuk berzikir memuja asma-Nya.

Disini, ditempat ribuan Batu Satam bertebaran...
Ditempat lautan bening yang indah itu membentang, dan 
Ditempat shooting salah satu film yang meraja dimasanya, aku banyak belajar kepadanya...
Belajar cara menghargai alam...
Belajar cara mensyukuri alam dan 
Belajar cara berzikirnya alam...
Saat mentari mulai menatap dunia hingga senja datang menutup amalan manusia.
 
            Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
          Halo sahabat Teman Pena yang aku rindukan, begitu banyak nikmat yang Allah swt. berikan kepada kita maka tak ada yang pantas untuk-Nya kecuali ucapan rasa syukur serta dan tak hentinya berzikir memuja asma-Nya. Sahabat Teman Pena yang InsyaAllah dimuliakan-Nya, tak luput juga shalawat serta salam kita haturkan kepada manusia yang paling mulia, manusia pembawa risalah kebenaran dan manusia pemimpin setiap masa yakni Nabiullah Muhammad saw. yang selalu merindukan setiap umatnya.

             Sahabat Teman Pena semuanya, manusia diciptakan didunia hanya sementara, banyak sekali ujian serta pelajaran yang kita dapatkan dan yakinlah bahwasannya Allah swt. selalu hadir disetiap perjalanan kita. Kali ini aku ingin membagikan sedikitnya pengalaman perjalananku kepada kalian semua ketempat yang sudah kusinggung disajak sebelumya, tempatnya Batu Satam, tempatnya senja yang paling indah yakni Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

            Sedikit informasi bagi pembaca semuanya bahwasannya Kabupaten Belitung ialah salah satu pulau selain pulau Bangka serta pulau-pulau kecil di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau Belitung atau Belitong (bahasa setempat, diambil dari nama sejenis siput laut), dulunya dikenal sebagai Billiton adalah sebuah pulau di lepas pantai timur Sumatra, Indonesia, diapit oleh Selat Gaspar dan Selat Karimata. Pulau ini terkenal dengan lada putih (Piper sp.) yang dalam bahasa setempat disebut sahang, dan bahan tambang tipe galian-C seperti timah putih (Stannuum), pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit sehingga banyak disana yang merupakan bekas-bekas tambang yang bertransformasi menjadi tempat salah satu wisata yang wajib dikunjungi disana. (sumber dikutip dari Wikipedia).

            Awal cerita perjalananku kesana dikarenakan adanya surat tugas untuk menghadiri undangan suatu forum yang kebetulan acaranya diadakan disana. Begitu senangnya aku menerima surat tugas tersebut dan kami pun mulai mempersiapkan hal-hal yang akan dibawa kesana termasuk data-data yang berhubungan dengan forum tersebut.

Selasa, 24 April 2018 aku telah bersiap-siap menuju Bandara Fatmawati, Kota Bengkulu. Penerbanganku tercatat di e-ticket pukul 09.30 WIB sehingga satu setengah jam lebih cepat aku sudah harus segera berangkat alasannya karena pertama jarak tempuh yang cukup jauh dan kemudian sering terjadinya kemacetan dititik-titik tertentu. Rute penerbangku ke pulau Belitung harus ditempuh dengan kurun waktu yang cukup lama dikarenakan transit di Bandara Soekarno-Hatta selama kurang lebih 3 jam, baru bisa diteruskan penerbangan selanjutnya menuju bandara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin, Kabupaten Belitung. Namun tiba-tiba penerbangan selanjutnya ditunda hingga besok pagi melihat kondisi cuaca yang sedang tidak bersahabat serta memang membludaknya bagasi penumpang yang rata-rata berpergian menuju kesana.

            Keesokan harinya aku beserta penumpang lainnya yang bernasib sama bergegas berangkat menuju bandara. Perjalanan pada hari itu berjalan lancar namun sedikit ditunda beberapa menit dikarenakan langit sepertinya masih sedang patah hati yang mengakibatkan hujan selalu turun beberapa hari terakhir ini. Tepat pukul 12.00 WIB tibalah juga di bandara tujuan.

            Acara itu berlangsung lebih cepat dari rencana yang telah ditentukan. Hari kamis sore acara tersebut resmi ditutup sehingga seluruh peserta pun bersuka ria mendengarnya itu berarti besok freetime untuk jalan-jalan sekaligus mengelilingi pulau ini. Malamnya aku beserta teman-teman dari kantor lainnya sepakat untuk keluar mencari oleh-oleh khas Belitung seperti beberapa kerajinan dari berbagai kerang laut yang diolah menjadi cendramata, gantungan kunci dan sebagainya serta ada juga Batu Satam yang berbahan asli dari pecahan batu meteorit beberapa juta tahun silam. Puas melihat semua kerajinan yang dipajang disana, kami pun segera pulang menuju hotel.

            Esoknya, sesuai rencana kami pun memulai petualangan yang penuh kesan dicerita ini. Ada banyak destinasi wisata di pulau Belitung ini. Beberapa tempat sudah kami checklist sebelumnya, diantaranya Danau Koalin, Rumah Replika Sekolah Laskar Pelangi, Museum Kata Andrea Hirata, Pantai Tanjung Tinggi dan terakhir ialah Pulau Lengkuas.
  • Danau Kaolin
           Perjalanan kami menuju Danau Koalin ini hanya sekitar lima belas menit dari hotel. Setibanya disana kami langsung disambut dengan pemandangan yang sangat luar biasa. Sesuai dengan koleksi foto-foto hasil searching ku sebelumnya. Danau ini memang begitu biru cerah, secerah langit saat itu. Pasir dan tanahnya pun putih bersih sebersih hati rasulullah. Hanya sebentar kami singgah disana hanya melepas rasa penasaran serta berfoto satu-dua jepret untuk diabadikan 
  • Replika Sekolah Laskar Pelangi
Kemudian destinasi selanjutnya ialah Rumah Replika Sekolah Laskar Pelangi yang merupakan salah satu tempat utama dari sebuah film berjudul ‘Laskar Pelangi’ itu ku abadikan dalam sebuah foto yang tak pernah hilang ditelan masa. Sebuah bangunan sekolah tua itu tepat berada didepanku. Aku menatapnya dengan penuh arti, sekolah tua itu terbuat dari papan dan seng tua yang penuh dengan karat disekujurnya. Hanya ada dua ruangan disana dan jika kalian bertanya berapa luasnya setiap ruangan tersebut, mungkin bisa kupastikan lebih kecil daripada ruang tamu rumahmu sekarang, memang benar-benar kecil ditambah lagi suasananya sungguh pengap disini.
  • Museum Kata Andrea Hirata
Selaras dengan destinasi sebelumnya kami segera menuju tempat selanjutnya, yakni Museum Kata Andrea Hirata. Kami tiba disana sekitar pukul 12.00 WIB dan mulai dibuka kembali pukul 13.30 WIB. Karena terbatasnya waktu kami hanya sekedar memotret tulisan-tulisan didinding luar dan menyempatkan shalat Jumat sejenak kemudian melanjutkan perjalanan selanjutnya meninggalkan kenangan pesan-pesan indah yang tertulis di dinding museum.
  • Pantai Tanjung Tinggi
Melihat indahnya pantai mungkin aku sudah biasa namun ada yang berbeda dari pantai satu ini. Belum pernah rasanya aku melihat pantai seindah ini. Pantai yang disekililing pinggirannya penuh dengan batu putih besar. Airnya pun biru jernih dan pasirnya, sungguh putih dan lembut. Pantai ini terletak di Kecamatan Tanjung Pandan jika kita lihat dipeta posisinya tepat dibagian kiri atas pulau.
  • Pulau Lengkuas
Pulau ini merupakan salah satu pulau dari banyaknya pulau disekitaran pulau Belitung dan juga terdapat mercusuar yang sebagai ikon pulau tersebut. Untuk pergi kesana kita harus menyewa sebuah perahu berkapasitas sepuluh orang dan jika kalian ingin merasakan sensasinya snorkeling lah, dan melihat berbagai ikan-ikan cantik disana. Meraka juga menyediakan sewa alat snorkel beserta pelampungnya jika kalian tidak punya. Disana kami menikmati menyusuri lautan lepas dengan pemandangan pulau-pulau batu menambah keseruan petualangan kami pada hari itu. Kemudian kami tiba di pulau yang dimaksud, lantas tanpa ragu berpuluh jepret foto mewarnai isi ponselku dan dilanjutkan snorkeling di spot yang berbeda. Namun aku sempat dikecewakan tatkala melihat jeleknya terumbu karang disini. Tak ada ikan sedikitpun, melainkan yang kutemukan ialah bulu babi yang ukurannya mungkin sebesar dua kepal tanganku jika digabungkan. Lama aku menyelam tuk mencari gerombolan ikan tersebut membuatku tak sadar betapa lamanya dan jauhnya aku menyelam hingga perahu kami pun harus menyusulku dan lainnya yang sedang di tengah lautan. 

Diatas perahu kami pun dihadapkan dengan berbagai kenyataan yang mengerikan. Cuaca semakin ganas, hujan semakin lebat dan ombak semakin menjulang tinggi membuat perahu kami beberapa kali nyaris tenggelam. Sudah berapa kali bibirku berzikir dan berdoa memohon diberikan keselamatan hingga kembali ke pesisir pantai pertama kali kami datang, namun apa daya nahkoda pun terpaksa meminggirkan perahunya ke pinggir pantai yang lokasinya masih amat jauh dari lokasi pertama kami datang. Hari mulai senja dan langitpun mulai menghitam, jujur aku sangat takut dengan kegelapan apalagi dengan kondisi seperti ini, basah kuyup sungguh melelahkan. Namun disisi lain, ini merupakan pengalaman terkeren yang pernah kualami karena jarang sekali menemukan momen seperti ini dan jika mau dikatakan tak ada orang yang ingin mengalami nasib yang sama sepertiku. Kami pun akhirnya dijemput dengan beberapa motor dan membawa kami ketempat semula. Setelah semuanya beres akhirnya kami langsung berangkat menuju hotel untuk membersihkan badan yang telah basah kuyub serta beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok.

Sabtu, 28 April 2018 aku berangkat menuju bandara. Menuju tempat dimana pertama kali kudatangi dan tempat terakhir kalinya aku singgahi. Pesawatku telah tiba dan saatnya detik-detik perpisahan antara raga ini dengan semua kenangan itu pun datang. Aku terbang meninggalkan cerita indah disini, diatas awan aku mengucapkan rasa syukurku kepada Tuhan yang selalu hadir di setiap perjalananku serta telah mengizinkanku menikmati pulau yang sangat indah ini. Terima kasih sudah menerimaku beberapa hari disana, terima kasih... 

Wassalamu’alaikum warrrahmatullahi wabarakatuh...

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot