Negeri
ini amat indah, indah sekali...
Menyimpan sejuta kilauan alam yang masih asri...
Menyimpan
ribuan yang belum terjelajahi, dan
Menyimpan triliunan kekayaan yang diberikan
sang Illahi.
Ditempat
ini aku merasa sangat terhina dihadapan-Nya, bagaimana tidak, betapa besar
ciptaan-Nya yang luput dari kata syukurku teruntuk-Nya...
Bagaimana tidak,
melihat begitu indah ciptaan-Nya lalu aku masih saja enggan dan ragu tuk berzikir
memuja asma-Nya.
Disini,
ditempat ribuan Batu Satam bertebaran...
Ditempat lautan bening yang indah itu
membentang, dan
Ditempat shooting
salah satu film yang meraja dimasanya, aku banyak belajar kepadanya...
Belajar
cara menghargai alam...
Belajar cara mensyukuri alam dan
Belajar cara berzikirnya
alam...
Saat mentari mulai menatap dunia hingga senja datang menutup amalan
manusia.
Assalamu’alaikum warrahmatullahi
wabarakatuh.
Halo sahabat Teman Pena yang aku rindukan, begitu banyak nikmat yang Allah swt. berikan kepada kita maka tak ada yang pantas untuk-Nya kecuali ucapan rasa syukur serta dan tak hentinya berzikir memuja asma-Nya. Sahabat Teman Pena yang InsyaAllah dimuliakan-Nya, tak luput juga shalawat serta salam kita haturkan kepada manusia yang paling mulia, manusia pembawa risalah kebenaran dan manusia pemimpin setiap masa yakni Nabiullah Muhammad saw. yang selalu merindukan setiap umatnya.
Halo sahabat Teman Pena yang aku rindukan, begitu banyak nikmat yang Allah swt. berikan kepada kita maka tak ada yang pantas untuk-Nya kecuali ucapan rasa syukur serta dan tak hentinya berzikir memuja asma-Nya. Sahabat Teman Pena yang InsyaAllah dimuliakan-Nya, tak luput juga shalawat serta salam kita haturkan kepada manusia yang paling mulia, manusia pembawa risalah kebenaran dan manusia pemimpin setiap masa yakni Nabiullah Muhammad saw. yang selalu merindukan setiap umatnya.
Sahabat Teman Pena semuanya,
manusia diciptakan didunia hanya sementara, banyak sekali ujian serta pelajaran
yang kita dapatkan dan yakinlah bahwasannya Allah swt. selalu hadir disetiap
perjalanan kita. Kali ini aku ingin membagikan sedikitnya pengalaman
perjalananku kepada kalian semua ketempat yang sudah kusinggung disajak
sebelumya, tempatnya Batu Satam, tempatnya senja yang paling indah yakni Kabupaten
Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sedikit informasi bagi pembaca
semuanya bahwasannya Kabupaten Belitung ialah salah satu pulau selain pulau
Bangka serta pulau-pulau kecil di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau
Belitung atau Belitong (bahasa setempat, diambil dari nama sejenis siput laut),
dulunya dikenal sebagai Billiton
adalah sebuah pulau
di lepas pantai timur Sumatra,
Indonesia, diapit oleh Selat Gaspar dan Selat Karimata.
Pulau ini terkenal dengan lada putih (Piper sp.) yang dalam bahasa
setempat disebut sahang, dan bahan tambang tipe galian-C seperti timah
putih (Stannuum), pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit
sehingga banyak disana yang merupakan bekas-bekas tambang yang bertransformasi
menjadi tempat salah satu wisata yang wajib dikunjungi disana. (sumber dikutip
dari Wikipedia).
Awal cerita perjalananku kesana
dikarenakan adanya surat tugas untuk menghadiri undangan suatu forum yang
kebetulan acaranya diadakan disana. Begitu senangnya aku menerima surat tugas
tersebut dan kami pun mulai mempersiapkan hal-hal yang akan dibawa kesana
termasuk data-data yang berhubungan dengan forum tersebut.
Selasa,
24 April 2018 aku telah bersiap-siap menuju Bandara Fatmawati, Kota Bengkulu.
Penerbanganku tercatat di e-ticket pukul
09.30 WIB sehingga satu setengah jam lebih cepat aku sudah harus segera
berangkat alasannya karena pertama jarak tempuh yang cukup jauh dan kemudian
sering terjadinya kemacetan dititik-titik tertentu. Rute penerbangku ke pulau
Belitung harus ditempuh dengan kurun waktu yang cukup lama dikarenakan transit di Bandara Soekarno-Hatta selama kurang lebih 3 jam, baru bisa diteruskan penerbangan
selanjutnya menuju bandara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin, Kabupaten
Belitung. Namun tiba-tiba penerbangan selanjutnya ditunda hingga besok pagi
melihat kondisi cuaca yang sedang tidak bersahabat serta memang membludaknya
bagasi penumpang yang rata-rata berpergian menuju kesana.
Keesokan harinya aku beserta
penumpang lainnya yang bernasib sama bergegas berangkat menuju bandara.
Perjalanan pada hari itu berjalan lancar namun sedikit ditunda beberapa menit
dikarenakan langit sepertinya masih sedang patah hati yang mengakibatkan hujan
selalu turun beberapa hari terakhir ini. Tepat pukul 12.00 WIB tibalah juga
di bandara tujuan.
Acara itu berlangsung lebih cepat
dari rencana yang telah ditentukan. Hari kamis sore acara tersebut resmi ditutup
sehingga seluruh peserta pun bersuka ria mendengarnya itu berarti besok freetime untuk jalan-jalan sekaligus mengelilingi
pulau ini. Malamnya aku beserta teman-teman dari kantor lainnya sepakat untuk
keluar mencari oleh-oleh khas Belitung seperti beberapa kerajinan dari
berbagai kerang laut yang diolah menjadi cendramata, gantungan kunci dan
sebagainya serta ada juga Batu Satam yang berbahan asli dari pecahan batu
meteorit beberapa juta tahun silam. Puas melihat semua kerajinan yang
dipajang disana, kami pun segera pulang menuju hotel.
Esoknya, sesuai rencana kami pun
memulai petualangan yang penuh kesan dicerita ini. Ada banyak destinasi wisata
di pulau Belitung ini. Beberapa tempat sudah kami checklist sebelumnya, diantaranya Danau Koalin, Rumah Replika
Sekolah Laskar Pelangi, Museum Kata Andrea Hirata, Pantai Tanjung Tinggi dan
terakhir ialah Pulau Lengkuas.
- Danau
Kaolin
Perjalanan kami menuju Danau Koalin ini
hanya sekitar lima belas menit dari hotel. Setibanya disana kami langsung
disambut dengan pemandangan yang sangat luar biasa. Sesuai dengan koleksi
foto-foto hasil searching ku
sebelumnya. Danau ini memang begitu biru cerah, secerah langit saat itu. Pasir
dan tanahnya pun putih bersih sebersih hati rasulullah. Hanya sebentar kami singgah
disana hanya melepas rasa penasaran serta berfoto satu-dua jepret untuk
diabadikan
- Replika Sekolah Laskar Pelangi
Kemudian destinasi selanjutnya ialah Rumah
Replika Sekolah Laskar Pelangi yang merupakan salah satu tempat utama dari
sebuah film berjudul ‘Laskar Pelangi’ itu ku abadikan dalam sebuah foto yang
tak pernah hilang ditelan masa. Sebuah bangunan sekolah tua itu tepat berada
didepanku. Aku menatapnya dengan penuh arti, sekolah tua itu terbuat dari papan
dan seng tua yang penuh dengan karat disekujurnya. Hanya ada dua ruangan disana
dan jika kalian bertanya berapa luasnya setiap ruangan tersebut, mungkin bisa
kupastikan lebih kecil daripada ruang tamu rumahmu sekarang, memang benar-benar
kecil ditambah lagi suasananya sungguh pengap disini.
- Museum Kata Andrea Hirata
Selaras dengan destinasi sebelumnya kami segera menuju tempat selanjutnya, yakni Museum Kata Andrea Hirata. Kami
tiba disana sekitar pukul 12.00 WIB dan mulai dibuka kembali pukul 13.30 WIB.
Karena terbatasnya waktu kami hanya sekedar memotret tulisan-tulisan didinding
luar dan menyempatkan shalat Jumat sejenak kemudian melanjutkan perjalanan
selanjutnya meninggalkan kenangan pesan-pesan indah yang tertulis di dinding
museum.
- Pantai Tanjung Tinggi
Melihat indahnya pantai mungkin aku sudah
biasa namun ada yang berbeda dari pantai satu ini. Belum pernah rasanya aku
melihat pantai seindah ini. Pantai yang disekililing pinggirannya penuh dengan
batu putih besar. Airnya pun biru jernih dan pasirnya, sungguh putih dan lembut. Pantai ini
terletak di Kecamatan Tanjung Pandan jika kita lihat dipeta posisinya tepat
dibagian kiri atas pulau.
- Pulau Lengkuas
Pulau ini merupakan salah satu pulau dari
banyaknya pulau disekitaran pulau Belitung dan juga terdapat mercusuar yang
sebagai ikon pulau tersebut. Untuk pergi kesana kita harus menyewa sebuah
perahu berkapasitas sepuluh orang dan jika kalian ingin merasakan sensasinya snorkeling lah, dan melihat berbagai ikan-ikan cantik disana. Meraka juga menyediakan
sewa alat snorkel beserta
pelampungnya jika kalian tidak punya. Disana kami menikmati menyusuri lautan lepas dengan pemandangan
pulau-pulau batu menambah keseruan petualangan kami pada hari itu. Kemudian
kami tiba di pulau yang dimaksud, lantas tanpa ragu berpuluh jepret foto
mewarnai isi ponselku dan dilanjutkan snorkeling
di spot yang berbeda. Namun aku
sempat dikecewakan tatkala melihat jeleknya terumbu karang disini. Tak ada ikan
sedikitpun, melainkan yang kutemukan ialah bulu babi yang ukurannya mungkin
sebesar dua kepal tanganku jika digabungkan. Lama aku menyelam tuk mencari
gerombolan ikan tersebut membuatku tak sadar betapa lamanya dan jauhnya aku
menyelam hingga perahu kami pun harus menyusulku dan lainnya yang sedang
di tengah lautan.
Diatas perahu kami pun dihadapkan dengan
berbagai kenyataan yang mengerikan. Cuaca semakin ganas, hujan semakin lebat dan ombak
semakin menjulang tinggi membuat perahu kami beberapa kali nyaris tenggelam. Sudah
berapa kali bibirku berzikir dan berdoa memohon diberikan keselamatan hingga
kembali ke pesisir pantai pertama kali kami datang, namun apa daya nahkoda pun terpaksa
meminggirkan perahunya ke pinggir pantai yang lokasinya masih amat jauh dari lokasi pertama kami datang. Hari
mulai senja dan langitpun mulai menghitam, jujur aku sangat takut dengan
kegelapan apalagi dengan kondisi seperti ini, basah kuyup sungguh melelahkan. Namun disisi lain,
ini merupakan pengalaman terkeren yang pernah kualami karena jarang sekali
menemukan momen seperti ini dan jika mau dikatakan tak ada orang yang ingin
mengalami nasib yang sama sepertiku. Kami pun akhirnya dijemput dengan beberapa
motor dan membawa kami ketempat semula. Setelah semuanya beres akhirnya kami
langsung berangkat menuju hotel untuk membersihkan badan yang telah basah kuyub
serta beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok.
Sabtu, 28 April 2018 aku berangkat menuju
bandara. Menuju tempat dimana pertama kali kudatangi dan tempat terakhir
kalinya aku singgahi. Pesawatku telah tiba dan saatnya detik-detik perpisahan
antara raga ini dengan semua kenangan itu pun datang. Aku terbang meninggalkan
cerita indah disini, diatas awan aku mengucapkan rasa syukurku kepada Tuhan
yang selalu hadir di setiap perjalananku serta telah mengizinkanku menikmati
pulau yang sangat indah ini. Terima kasih sudah menerimaku beberapa hari
disana, terima kasih...
Wassalamu’alaikum warrrahmatullahi
wabarakatuh...








No comments:
Post a Comment