Langkah Emas Seorang Kakek - Teman Pena

"MENJADI MANUSIA YANG BERGUNA ANTAR SESAMA DAN MATI DALAM KHUSNUL KHATIMAH"

Penulis itu

  • Muda
  • Kreatif
  • Berwawasan
  • Amazing!

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, April 11, 2016

Langkah Emas Seorang Kakek

         

        

         Suatu hari di sebuah desa terdapatlah sebuah rumah kecil yang berisikan seorang kakek dan dua orang cucunya yang masih kecil. Setiap harinya kakek tersebut mencari nafkah bagi keluarganya, berkebun, mencari kayu bakar hingga masak pun ia jalani demi menghidupi keluarganya terutama untuk kedua cucunya tersebut.
         
         Hari demi hari dan tahun demi tahun berlanjut kakek pun semakin tua dan semakin tak sanggup lagi menjalani kehidupannya ini. Kedua cucunya pun sekarang telah menginjak bangku SMA dimana sebentar lagi mereka berdua lulus dan tidak tahu akan melanjutkan kearah mana lagi. Sang kakek pun yang mengetahui keadaan kedua cucunya itu tak ingin tinggal diam. Uang tabungan yang ia kumpulkan sejak bertahun-tahun itu ia buka dan ternyata jumlah uang yang terkumpul belum mencukupi untuk biaya kuliah kedua cucunya tersebut. Lantas ia pun menangis dengan meratap keadaan yang ia alami sekarang ini. Umurnya sudah hampir 78 tahun dan mungkin waktunya untuk hidup didunia ini tak lama lagi. Ia sangat takut meniggalkan kedua cucunya tersebut dengan keadaan yang belum bisa menjalani kehidupan yang sangat keras ini. Lalu dengan tongkat kecilnya ia pun bergegas pergi menuju pasar dengan membawa Bross dan semir sepatu untuk menawarkan jasa semirnya.
         
          Dengan topi bulat, sendal jepit dan sebuah tongkat ia pergi menuju kepasar. Disaat perjalanan Ia pun melihat seorang anak kecil yang diantarkan orang tuanya menuju kesekolahan, ia teringat saat-saat dahulu, saat dimana ia mengantarkan kedua cucunya yang masih kecil itu ke Sekolah Dasar dan tak terasa sekarang mereka berdua sudah besar dan tak lama lagi ia akan menempuh perkuliahan yang membutuhkan biaya yang banyak. 
         
         Dan ketegaran hatinya ia pun melanjutkan perjalanannya yang sedikit lagi akan sampai. Setibanya kakek itu pun melihat sebuah masjid, lantas ia pun langsung mencari tempat yang bisa untuk didudukin dan sedikit menawarkan jasa semirnya kepada orang-orang yang keluar masuk masjid itu. Setelah sekian lama menunggu dan belum ada satu pun pesanan, datanglah seorang pemuda mengahmpiri kakek itu. "Wahai kakek, ada apa gerangan engkau bersusah payah bekerja disini dan menawarkan jasa semirmu disini? Apakah engkau tak ada keluargamu disini wahai kakek? atau engkau terpaksa bekerja unutk memenuhi kebutuhan keluargamu..??", tanya seorang pria kepada kakek.

        Dengan mendengar perkataan pemuda itu kakek itupun menjawab dengan penuh kerendahan hatinya, "Benar yang kamu katakan anak muda, aku seperti ini karena aku sedang bersusah payah untuk mewujudkan cita-cita kedua cucuku untuk melanjutkan pendidikannya ke bangku perkuliahan".

        Sedikit miris ketika kita mendengarnya, begitupun dengan pemuda itu hingga ia pun meneteskan air matanya mendengarkan perjuangan kakek itu dalam memenuhi cita-cita kedua cucunya. Lantas dengan kerendahan hatinya, pemuda itu pun memberikan uang 500.000 kepada kakek itu, namun kakek itupun langsung menolak dengan alasan, "maaf wahai anak muda, bukannya aku menolak pemberianmu, tapi aku menolak karena aku malu bahwa aku tak bisa membalasnya sedangkan aku sekarang masih bisa berbuat sesuatu."
        "Jikalau begitu, terimalah ini sebagai upah jasamu untuk menyemir sepatuku."

        Mendengar perkataan itu, kakekpun tersenyum dengan terharunya dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pemuda itu. " Aku akan Menyemir sepatumu hingga mengkilap wahai anak muda."

       Hari semakin sore, mungkin saatnya ia kembali kerumah karena ia takut kedua cucunya itu akan mencemasi dirinya.

       Dalam perjalanan ada sesuatu yang janggal dalam hati kakek tersebut, entah apa yang ada dalam benak hatinya hingga membuat dirinya tak tenang selama dalam perjalanan. Langkah demi langkah menuju halaman rumahnya. Perjalanan masih jauh dan ia sangat merasa sangat lelah dan kakinyapun terasa sanagat nyilu, namun apa daya ia harus terus melangkah dan terus melangkah agar sampai kerumahnya. Tiba-tiba penglihatannya seketika buram dan berkunang kunang, tanpa sadar ia sedang berada tepat ditengah jalan raya dan dari arah belakang ada mobil melaju dengan kencangnya menuju kearahnya, dan seketika ia pun terserempet dan terpelanting kepinggir jalan.
    
        Orang yang melihat kejadian itupun bergegas menolongnya dan kebetulanorang yang menolongnya itu mengenalnya dan tanpa ragu orang itupun langsung bawa kerumah sakit sembari mengabari kedua cucu kakek itu dirumah. 

        Sesampai dirumah sakit datanglah kedua cucunya ini dan memberikan support kepada kakeknya untuk tetap bertahan hidup. Beberapa menit kemudian kakek itu pun bangun dan memberikan sesuatu kepada kedua cucunya uang hasil jerih payahnya selama ini dan mengatakan beberapa patah kata, "Wahai cucu-cucuku, cita-citamu sekarang sudah kakek penuhin dan nanti kalian pun bisa merasakan indahnya bangku perkuliahan, teruslah belajar hingga kalian menjadi orang sukses. Tapiii... Maafkan kakek jikalau kakek tidak bisa menemani kalian lagi, karena waktu kakek tak banyak lagi. Buat bangga bapak ibumu disana, dan juga kakek pastinya. Selamat berjuang cucu-cucuku, selamat jalaannn....

         Jantungnya berhenti, nafasnyapun tak terhembus lagi, dan matanyapun mulai menutup. Melihat hal itu, kedua cucunya langsung memeluknya dan menangis berterima kasih kepada kakeknya hingga berkorban sampai sejauh ini.

         Wahai Sauadaraku, gunakan sebaik-baiknya rezeki dan waktumu mengingat akan hal ini. 

         "Nikmat mana lagi yang kamu DUSTAKAN..!!".

         Semoga bermanfaat dan sebagai motivasi untuk kita semua agar selalu bersyukur dan menjadi orang yang mudah bersyukur. Aaminn...

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot