Foto by : https://pxhere.com/id/photo/1434865
Senandung dalam tangga nada
Hati dalam kotak hampa
Terbawa suasana riuh rindu dibawah senja
Seorang gadis berkerudung berdiri dengan anggunnya
Memainkan biola yang sedang ditopang oleh bahunya
Cantik, itu yang sedang terlintas dibenak seorang pemuda
Mengintip bak pencuri disebuah desa
Benar memang, mencuri hati dari sang pemilik gadis cantik pemain biola
Yang benar saja, sore itu ntah kenapa aku malah ingin bermain di taman tepian danau. Mungkin alasan satu-satunya terlalu bosan dengan kehidupan kampus dan ingin merelaksasikan pikiran. Benar, ditempat kami ada sebuah danau, mungkin lebih tepatnya disebut embung yang dinamakan dengan Embung Batara Sriten Gunung Kidul. Sore itu, dihamparan ilalang aku dikagetkan dengan sebuah penampakan yang maha dahsyat. Seorang gadis yang tak terlalu tinggi dariku ntah sedang apa berdiri tegap menatap langit. Aku berusaha mengendap, berharap suara langkah bahkan nafasku pun tak terdengar olehnya. Hampir lima menit sudah aku mengawasi dan ia sepertinya sudah siap. Dilantai sana terlihat seonggok kotak yang panjangnya sekitar lengan tangan dewasa.
Terbuka..!!
Dari titik sudut pandanganku yang menyilaukan, tak jelas barang apa itu, yang pastinya ia mulai memainkannya.
Tak butuh waktu lama, aku mendengarkan nada begitu merdu. Perpaduan yang sangat pas. Senja dengan cahaya redupnya dikolaborasikan dengan nada rendah yang merdu membuat siapa saja yang menonton tersihir oleh keindahan yang diberikannya.
"Pergi saja engkau pergi dariku, biar kubunuh perasaan untukmu"
"Meski berat melangkah, hatiku hanya tak siap terluka" "Beri kisah kita sedikit waktu, semesta mengirim dirimu untukku" "Kita adalah rasa yang tepat di waktu yang salah"Henti sudah ia memainkan, seiring dengan lirik yang kunyanyikan tanpa sadar diujung sana terdengar suara memanggil.
"Heiii..!?", dia menoleh kearahku.
Gawat...!! Tak sadar lidah ini menyanyikan lagu yang ia mainkan, membuat diriku ketahuan akan ada keberadaan yang dari tadi mengawasinya.
"Heii....??", muka canggung penuh rasa bersalah sambil menatap tanah. "Maaf, aku mengganggumu... Aku hanya terpana melihat kamu bermain dengan kotak kayu itu", balasku penuh alasan.
Terpaksa sebagai laki-laki aku menghampirinya, lalu berterus terang kepadanya.
"Sejak kapan kamu melihatku?", tanyanya tegas.
Jujur saja, siapa yang tak takut jika kelakuan jahatmu akhirnya diketahui. Hampir saja keringat ini membasahi sekujur tubuh. Lantas seperti biasa, entah setan apa yang merasukiku sampai aku berani menggombal perempuan yang baru saja aku temui.
"Sejak senja hampir menyilaukan mataku melihatmu", balasku.
"Hahaha... Kamu terlalu puitis... Btw, thanks yaa udah memujiku tadi. Ini yang kamu sebut kotak kayu namanya biola, salah satu alat musik yang sering dimainkan oleh bangsa eropa".
"Owhh... Hahaha... Aku pernah liat kotak kayu itu, eh... Upss... Maksudku biola.. Hehe...", tertawa cengir sambil menggosok-gosok rambut belakangku.
"Oh iyaa..?? Dimana...??", balasnya penasaran.
"Di internet... Hahaha... Itu juga sekedar ngeliat searching-an temen", balasku lagi tanpa dosa.
"Hadeehhh... Tak kirain tadi kamu benar-benar liat orang yang memainkan biola disini. Oh iya btw kita belum kenalan yaaa...?? Hay, namaku Ririn... Senang berjumpa denganmu..."
Hampir terpana aku melihat senyuman indahnya. Amat menyilaukan, sumpaahhh..!!
"Heeyyyy...!!??", dia mencoba menyadarkanku dengan melambaikan tangannya tepat dimukaku.
"Oh... Haha... Sorry, sorry, tadi aku terpana soalnya ngeliat bidadari amat cantik tepat didepanku...", balasku penuh gombalan.
"Hmm... Sepertinya jika kita sering mengobrol, bisa-bisa aku jadi leleh layaknya ice cream diterpa teriknya siang hari", balasnnya dengan sedikit senyum-senyum malu.
"Hahaha... Oh ya... Namaku Haikal Gunawan, kamu bisa panggil aku Haikal. Gampang bukan..??", aku membalas jabatan tangan halusnya.
"Hahaha... Apa yang susah dari menyebut nama kamu, jika kamu mau aku bisa memanggil nama lengkapmu tiap kita ketemu", balasnya.
Kami pun tertatawa bersama, mendengarkan obrolan basa-basi yang hampir setengah basi namun masih enak didengar.
"Rin, kamu anak baru yaa..? Soalnya aku belum pernah ngeliat kamu disekitar sini"
"Oh iya, hampir aja lupa. Bener, aku baru saja pindah dua hari lalu. Tiba disini aku ditakjubkan dengan adanya embung ini. Cocok banget deh buatku memainkan biola, apalagi ditambah dengan cahaya senjanya, jadi perfect suasana dalam senandung nada", balasnya.
"Aku pindahan dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Soalnya ayahku pindah kerja kesini. Yahhh, apa boleh buat, kami sekeluarga pindah dan mengontrak disalah satu rumah pedesaan sini", tambahnya.
"Oh iya Haikal, sepertinya langit semakin gelap. Kata Ibu langit gelap itu ganas bagi anak gadis sepertiku, menghantui kerinduan akan masa lalu atau kerinduan sehabis bertemu kamu", katanya sambil menatap nakal padaku.
"Heh..!? Sepertinya aku sedang digombalin sama gadis yang hampir membuatku kaku setelah melihatnya", balasku sedikit tertawa jahat.
"Hahaha... Hey, aku bukan hantu yaaa..", jawabnya.
"Sudah, sudah... Kalo begini terus aku takkan pulang. Aku pergi dulu yaaa... Oh iya, aku mahasiswi semester empat dikampus yang sama denganmu, fakultas kedokteran".
"Hehhh..!? Kok kamu bisa tau kampusku..??", tanyaku penasaran.
"Tuh... Logo Almetmu masih terpapang jelas dimataku Haikaallll...", menatapku aneh sekaligus menggaruk-garuk kepalanya.
"Eh, oh iya yaa... Haha, jadi malu. Oke deh, besok jika kita ketemu lagi, bolehkan aku meminta dimainkan satu dua lagu dari nona cantik sepertimu..??", balasku dengan sedikit menggombal.
"Haha... Sangat boleh...!!", balasnya dengan senyuman manisnya.
Sejak sore itu kami pun sering ketemu, baik dikampus maupun di embung ini dikala sore. Ntah kenapa sejak adanya dia perilaku sosialku berubah, dimana saat ini aku mulai lebih mencintai yang namanya "Hidup"...!! Hidup penuh cinta dan hidup penuh rasa ingin dicintai...!!
To be Continue...
"Haikal, ayahmu nakkk...!!, suara khas itu langsung membuatku merasa kaku dan dingin.


Mantab haji Taufik...
ReplyDeleteDitunggu lanjutan nya...
Ayah Haikal kenapa itu?
Ayahnya abis kalah maen kelereng ama temen"nya om... 😁
Delete