Antara Cinta Dan Jarak - Teman Pena

"MENJADI MANUSIA YANG BERGUNA ANTAR SESAMA DAN MATI DALAM KHUSNUL KHATIMAH"

Penulis itu

  • Muda
  • Kreatif
  • Berwawasan
  • Amazing!

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Tuesday, April 4, 2017

Antara Cinta Dan Jarak

         



       Cinta merupakan anugrah yang luar biasa yang diberikan dari Yang Maha Kuasa, membuat insan didunia merasa lebih indah menjalani hidup ini. Dunia memang merupakan tempat pemberhentian sementara kita, namun bukan berarti tanpa arti kita berhenti tuk menunggu perjalanan selanjutnya.

       Namaku Muhammad Yoga Pratama, biasa dipanggil orang-orang Yoga. Aku merupakan laki-laki yang memiliki ambisi yang tinggi dan komitmen yang kuat atas apa yang aku yakini. Seumur hidup aku hanya menjalani apa yang orang lain biasa jalani. Belajar dan terus belajar tuk meraih mimpi yang masih banyak ingin kugapai.

        Kisah ini berawal dari percakapan kami di salah satu chat sosial media. Berawal dari permintaan pertemanan, aku melihat fotonya begitu cantik dan anggun. Sudah lama aku tak melirik dan memperhatikan perempuan karena terlalu sibuknya aku dalam menggeluti olimpiade yang kujalani akhir-akhir ini. Kubuka lagi profilnya lebih dalam, melihat status-statusnyabegitu inda nan bijak dalam perkataanya. Sungguh aku baru pertama kali melihat perempuan sebijak ditambah secantik dia. Ntah kenapa ada sesuatu dalam perasaan ini, atau apakah ini yang termasuk dalam sihir cinta.

     Tak berani aku lihat lebih dalam lagi karena itu bukanlah hak bagiku berbuat demikian. Aku terima permintaan pertemananya, dan tidak ada konteks lain yang kulakukan. Keesokannya kulihat sebuah pesan yang muncul dari handponeku itu dan tak kusangka dia yang kemarian meminta pertemanan menyapa dalam chat personalnya kepadaku.

        "Assalamu'alaikum,
     Haii... Salam Kenal ^^ Namaku Rita, sejujurnya sangat senang sekali engkau tlah menerima pertemanan dariku sebab itu berarti bertambah pula satu orang yang ingin bertemanan dan mengenal aku. Semoga hari pagi mu ini lancar dan menyenangkan. Salam hangat dariku, Rita."

        Melihat pesannya itu membuat ada sesuatu yang masuk dan mengalir deras didalam darahku dan menusuk jantung tanpa memberikan sedikit persiapan bagiku untuk benerima tusukan itu. Aku tak tahu apa yang ingin kubalas darinya, sungguh aku bukanlah tipikal laki-laki yang pintar merayu apalagi menggoda perempuan-perempuan muda. "Hahaha..", pikirku kotor dalam hati, mungkin ini salah satu senjata bagi lawanku dipertandingan nanti agar aku memberikan kelemahan dan membuka seluruh rahasiaku selama ini.

        Lantas ku jawab dengan nada yang sedikit angkuh, 

        "Maaf, kau salah orang jika kau membutuhkan teman fantasi dan hiburan bagi hidupmu..."

        Aku tak tahu apakah yang kutulis itu terlalu kasar atau biasa saja karena memang jangan terlalu banyak percaya kepada orang lain di zaman ini. Lekas dari balasan itu langsung aku mulai bergegas berangkat menuju kampus, karena ada begitu banyak pelajaran penting hari ini dan ditambah  lagi les sehingga tak ada waktu santai bagiku untuk membuang waktu.

     Jam terus berdenting dan hari semakin sore. Semenjak aku menginjakkan kaki kekampus semenjak itu juga aku berkomitmen untuk tidak membuka handpone jika tak ada hal yang penting. Bagi hidupku waktu merupakan aset yang sangat berharga, lebih dari apapun dan itulah alasan bagiku untuk tidak terlalu memberikan waktu banyak bersantai.

        Ketika sesampai dirumah kulihat kembali handponeku yang tersimpan seharian didalam tas. Tak kusangka perempuan itu mengirimkan begitu banyaknya pesan sehingga membuatku tambahyang lelah. Dalam situasi yang sangat lelah, kupaksakan melihat pesan yang dikirimnya.

       "Hallo, maaf sekali lagi aku minta maaf atas ketidaknyamananmu terhadapku. Memang wajar dan kuanggap wajar karena kau sama sekali tak mengenalku. Aku sungguh salut kepadamu karena sangat sedikit laki-laki yang menjauh atau cuek ketika disapa perempuan cantik. Hehehe, Bercanda...^^ Jujur, aku tak bermaksud buruk atau apapun itu, aku hanya ingin berkenalan dan memperkanlkan diriku kepadamu, tak ada maksud lain. Aku tinggal di Aceh sekarang aku sedang menempuh pendidikan S1 di kampus Universitas Negeri di Aceh sana. Mengambil sarjana psikolog mungkin bukan impian terbesarku karena impian terbesarku ialah menjadi dokter sehingga dapat amenyembuhkan orang sakit, membantu orang lain yang tak memiliki biaya serta memastikan agar masyarakat tetap sehat. Tapi sudahlah, yang menentukan mana yang terbaik bagiku ialah Allah swt. semata, sebab mungkin Psikolog inilah yang terbaik bagiku...."

         Tak ada pesan lagi yang muncul, cuma itu, ya berarti  pesannya terpotong, sial dalam pikiranku. Karena ia tlah membuat pesan begitu panjang, maka sebagai laki-laki yang bijak aku wajib tuk membalas pesannya itu. 

          "Maaf, maaf yang tadi pagi aku tlah membalas pesan yang tak mengenakkan bagimu. Memang benar, aku berbuat demikian karena aku tak ingin berkenalan dengan sembarang orang, yang tak jelas statusnya, tak jelas pula apa maksudnya. Yahhh, beginilah tipikalku, kata orang-orang aku begitu cuek terhadap lingkungan, padahal salah besar. Aku sangat perhatian dan begitu perhatiannya aku pada lingkungan sampai-sampai aku meninggalkan semua akivitas usia mudaku untuk membuat negeri dan dunia ini menjadi lebih baik, karena impian terbesarku ialah memberikan dan terlibat dalam revolusi dunia yang lebih baik. Sebab itulah aku belajar keras, hingga bergadang semalam suntuk, bagiku waktu sangatlah tak ternilai nilainya. Salam hangat dariku Yoga, Semarang. Semoga kita bisa saling bertemu dan bertatapan langusung walaupun dunia ini sangatlah luas. ^^"

        Begitulah pesan yang kubalas kepadanya sambil memberikan emotikon yang menyejukkan. Dari sinilah percakapan kami dimulai hingga semakin lama dan semakin lama kami sangat mengenal satu sama lain. Percakapan kami semakin lama semakin dekat, dan sejalur juga dengan perasaan ku yang kuaalami. Ntah kenapa sekarang kualami yang sangat berbeda saat pertama kali ku tahu dia. Mungkin inilah yang namanya tak kenal maka tak sayang, dan jika sayang maka tak mau pisah.
         
       Keesokan harinya ntah kenapa aku tak dapat pesan darinya seperti biasa. Memang setiap hari selalu saja dia menyapa dahulu baru aku memulai percakapan, dan hari ini tak ada sapaan darinya. Mungkin dia ingin mengetes seberapa pedulinya aku padanya, pikirku. Lantas terpaksa aku memulai sapaan hari ini dan menunggu pesan balasan darinya. Sudah berjam-jam kuliaht berulang-ulang kali handponeku dan tak ada satu pesan pun dari dia. hingga malamnya kuterus berharap agar dia membalas pesanku ini. Tak tanda dia membalas pesan dariku, sudah pukul 23.45 masih tak ada pesan darinya. Sudahlah, mungkin dia sedang ada masalah atau sedang tak ingin diganggu, pikirku dalam hati.

       Keesokan harinya dan terus seperti itu tanpa ada kabar darinya. Hari-hariku berlalu tanpanya akhir-akhir ini, yah sama seperti dulu tak ada yang menyemangati hidupku ini. Sendirian dan selalu sendirian dalam menjalani hidup, bersikeras terhadap komitmen dan bekerja keras terhadap impian yang belum tercapai. 

       Ntah kenapa aku mulai terbiasa dan mulai seperti dulu. hingga pada saatnya hari-hari yang kutunggu dan kuharapkan akan datang, hari terbesar dalam sejarh hidupku, "Wisuda Sarjana ku". Tiga hari lagi, yah tiga hari lagi aku akan diwisuda dan itu berarti aku akan memegang kewajiban yang lebih besar lagi. Saat ini dalam lubuk hatiku yang terdalam masih mengharapkan seseorang yang tlah singgah dihatiku, yang tlah berani-beraninya mengambil seluruh impian terbesarku hanya untuk bersamanya. Sekarang impian terbesarku bukan lagi menjadi agen revolusi dunia dalam perbaikan akan tetap hanya satu, ingin menjadi calon imammu wahai adinda.

           Aku pernah mengirimmu satu pesan kepadamu saat dihari ulang tahunmu yang ke 20.

          "Haiii Rita, aku bukanlah lelaki penuh ribuan bakat, keahlian dan keterampilan yang orang lain idamkan, melaikan aku hanya memliki satu bakat, ialah bakat dalam membuat duniaku dan duniamu menjadi sempit dan dekat. Aku bisa membuatmu dekat dan lebih dekat lagi kepada sesama, impian dan terpenting kepada Allah. Aku bisa membuatmu tertawa dengan penuh kelepasan dalam beban pikaranmu, masalahmu, dan semua yang tak penting dalam dirimu. Aku bisa membuatmu lebih bersemangat dan lebih mensyukuri hidup ini. Itulah yang bisa ku buat terhadapmu. Aku bukanlah Penyihir yang bisa merubah seluruh apapun yang ia mau, melainkan aku hanya penulis biasa yang membuat kata-kata nan indah yang bisa membuatmu lebih tersenyum. Cukup itu yang kubisa dalam hidupku. Sekarang impian terbesarku bukan hanya menjadi agen revolus perbaikan dunia, tetapi juga ingin bersamamu lebih lama lagi dan lebih lama, itulah impian terbesarku."

         Pada malam sebelum wisudaku, aku sholat malam dan berdoa kepada Allah, jika dia merupakan jodohku dan pendamping hidupku didunia dan diakhirat, maka pertemukanlah aku dengannya secepatnya, namun apabila dia bukan jodohku, maka jauhilah dia dari hidupku agar aku bisa meninggalkannya dan menghilangkan semua kenangan atas darinya. Ya Allah, kabulkanlah doaku ini. Dengan meneteskan air mata ku bersujud dalam penuh keheningan dan kekhusyukan.

       Esok paginya aku beserta keluargaku bersiap-siap, berdandan dan berpenampilan rapi di hari yang berharga dalam hidupku dan keluargaku. Sesampainya, ada seseorang, perempuan, berhijab, sangat rapi dan berpakaian Syar'i. Dari belakang sepertinya aku kenal orang itu, tapi ntahlah siapa aku tak tahu. Setelah sampai disana aku menegur dan dia menghadapkan mukanya kearah aku. alangkah kagetnya aku ketika melihat wajahnya, wajah yang aku kenal selama ini, wajah yang selama ini tak terdengar lagi apa kabarnya, bagaimana keadaannya dan dimana dia sekarang. Aku kaget dan penuh dalam seribu kebingungan, ntah kenapa dia bisa berada disini dan apa tujuannya.

        "Rit, Rit, Rita..?? kamu Rita kan..?? Kok ada disini..??"
            
      "Haiiii... Helloo.. Assalamu'alaikum Yoga, akhirnya kamu datang juga yahh.. hihi..". balasnya dengan penuh dengan senyuman.
            
      "Oh ya, selamat yah dah wisuda aja nih ceritanya.. heheehe.. Eh iya, ini ada bunga buatmu. Ambil.. "
            
          "Loh, kok kamu tahu aku sekarang wisuda dan kok kamu sampai bisa disini..??"
             
         "Hehehe.. Iya pasti kamu bingung sekali, iya kan,..?? Aku sengaja datang kesini buat kamu ga, buat ngelihat calon imamku akan diwisudakan hari ini."
              
          "Astaga...", pikirku dalam hati. Apakah benar apa yang ia ucapkan tadi itu?
              
           Loh, kok bingung sih..?? Eh, itu ayah sama ibu yah..??"
             
        "Eee... eee... eee.. iya rit, itu ayah sama ibu. Oh iya yah bu, kenalin nih, Rita, teman Yoga bu yah."
              
           "Hmm.. Teman atau teman nih Yoga.. Hehehe..", sahut ayahku bercanda.

           Tak terasa aku tlah lama menghabiskan waktu dalam percakapan kami diluar ruangan. 

           "Eh ga, kamu gak masuk nih, ntar gak jadi wisudanya loh, yokkk kita masuk."
              
           "Eh iya,, hehehe.. Ayookkk..", balasku.

        Acara wisudaku memang tak terlalu megah. Dalam pandanganku kemegahan bukan segala-galanya, akan tetapi seberapa besarnya makna dari acara itu bagi orang lain. Itulah prinsipku...

          Setelah wisuda dan semuanya selesai, kuajak Rita kesuatu tempat yang lumayan indah untuk dilihat.

         "Haiii Rita. Sumpah aku masih bingung kenapa kamu sampai bisa disini dan apa tujuanmu yang sebenarnya?"
           
       "Hehehe.. Kok kepo sih.. hahaha... gak bercanda... Sebelumnya aku minta maaf selama ini aku tak ada kabar sama sekali kepadamu dan tak membelas semua pesan yang kamu kirim, tapi percayalah semua pesan yang kau kirim semuanya, semuanya sudah aku baca, dan tujuanku disini cuma satu, ingin bertemu dan bersamamu. Aku yakin kaulah jodohku yang selama ini yang kucari. Semenjak pertama aku melihat profilmu, ntah aku tak tahu apa yang menyuruhkku agar meminta pertemanan kepadamu dan aku begitu yakin kau pasti akan menerima permintaan itu. Dari sejak itu kau merubah seluruh hidupku, Saat itu sebulan yang lalu baru saja ibuku meninggal dunia, dan semenjak itu hidpku penuh kemurungan. Tapi semenjak kau ada, kau merubah semua itu menjadi penuh kebahagiaan, tanpa balasan pesanmu mungkin aku tak bisa sebigitu cerianya hingga sampai saat ini."
             
         "Lalu kenapa kamu gak pernah lagi membalas pesan dariku, sampai detik ini...!!"
            
    "Hehe.. Maafkanlah adinda yang imut ini kakanda.. hihi... Aku sengaja seperti itu untuk membendung rasa rindu yang teramat besar dan akan kulampiaskan rindu itu dihari spesialmu, ya hari ini.. Hehe.."
               
         "Rita, sejujurnya aku, aku sangat mencintaimu ta, lebih sekedar cinta waktu dulu. Karena Allah tlah mempertemukan kita, ntah darimana awal cerita ini aku, aku, aku ingin hidup bersamamu selamanya, di dunia dan diakhirat."
                 
         Mendengar kata-kata itu membuat dia menangis begitu dalamnya hingga dia memelukku begitu erat.

      "Aku juga, adinda siap menjadi calon istri dan pendampingmu saat ini maupun nanti itulah impian adinda yang terbesar saat ini, bukan harta maupun lain sebagainya, cuma satu, yakni diri Yogaaa....."


      Hari semakin sore membawa dua insan yang dulunya terpisahkan anatar jarak, waktu dan kesempatan, dan hari ini Allah mempertemukannya dalam pertemuan yang indah.

       Dua minggu berikutnya aku dan Rita berangkat pergi ke Aceh, tempat Rita dan keluarganya berada. Hari ini aku sengaja kesana karena aku berniat untuk melamar Rita dan menghadap langsung orang tua dan keluarganya yang disana. Dan Sebulan kemudian Aku dan Dia resmi menjadi SUAMI ISTERI yang insyaallah sakinnah mawaddah warrahman. INSYAALLAH...

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot