Garis Lintang #7 "Wisuda" - Teman Pena

"MENJADI MANUSIA YANG BERGUNA ANTAR SESAMA DAN MATI DALAM KHUSNUL KHATIMAH"

Penulis itu

  • Muda
  • Kreatif
  • Berwawasan
  • Amazing!

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Friday, April 24, 2020

Garis Lintang #7 "Wisuda"






     Sebuah jalan cerita yang tak terduga
     Dengan naskah yang membawaku untuk mengenal Dia
     Begitulah penulis ini menceritakannya
     Menyoret-nyoret Aku dalam sebuah situasi penuh dilema
     Aku dan Dia mungkin hanya cerita
     Dengan akhir yang telah sama-sama kita baca
     Aku dan Dia mungkin hanya fiksi belaka
     Dengan Ending yang membuatku begitu terluka
     Yah ...
     Hanya dengan mengikhlaskannya saja adalah cara yang terbaik
     Untuk menikmati akhir cerita yang apik
     Selamat berbahagia untuk Aku dan juga Kamu




     Mentari pagi saat ini begitu cerah. Menyapa setiap insan agar cerita hari ini menjadi indah. Suara cuit-cuit-an burung itu pun menambah kemewahan yang disajikin oleh alam semesta. "Selamat Pagi Dunia!", sorakku kepadanya.

     Kulirik jam weker biru yang bertemakan menara Eifel itu, terlihat jarum pendeknya telah mengarahkan angka enam, berarti sudah waktunya Aku harus bersiap-siap. Seperti biasa, kurapihkan terlebih dahulu tempat tidur, melipat selimut lalu menata kembali bantal guling yang telah berserakan kemana-mana. Semuanya sudah beres, lantas Aku pun segera menuju kamar mandi.

     "Selamat Pagi, Ibu ..!!" ucapku kepadanya saat melintasi ruang dapur. Di sana Ibu sedang memasak untuk sarapan kami. Dengan wajah manis dan tenang, ia membalas salamku dengan senyum indah yang dimilikinya itu.

     "Mandinya jangan lama-lama ya, Nak. Nanti kamu bisa telat loh." ucapnya lembut.

     "Siap! Aman, laksanakan!", balasku tanpa basa-basi, lalu segera kututup pintu kamar mandi itu.

     Pagi ini semuanya sudah selesai. Begitu pun juga Ibu. Kebaya yang dikenakannya menambah aura kecantikannya beribu-ribu kali lipat. Hahaha, agak lebay sepertinya yah ... Tapi memang begitu kenyataannya. Ia memang sesosok perempuan bandung yang geulis, kata Ayah saat dulu mencoba menggodanya. Haha ... Lucu memang ...

     Di ujung meja ruang tamu itu, saat kami sedang duduk menunggu sesuatu, tiba-tiba handphone ku berbunyi, ternyata ada telepon masuk.

     "Bagaimana, Kal? Semuanya sudah beres?" tanya Kak Gina dibalik ruang waktu telepon itu.

     "Sudah kak. Kami berdua sudah siap." balasku singkat.

     "Baiklah. Tunggu saya sepuluh menit, sebentar lagi juga sampai nih." jawabnya.

     "Wokay, siap kapten!" setelah itu Aku pun segera mengakhiri telepon darinya.

     Jam telah menunjukkan pukul setengah delapan dan acara itu akan baru mulai pada pukul sembilan. Masih sempat, pikirku dalam hati. Sembari menunggu Kak Gina, akhirnya Aku pun mencoba melihat-lihat isi pesan masuk yang sedari tadi memenuhi kontak WhatsApp ku. Astaga, banyak sekali! Pesan-pesan itu berisi ucapan selamat dari teman-teman maupun keluarga. "Selamat Haikalll ...!! Your De Bessss ..!!""Gila lo, Kal ..!! Udah Wisuda Aje nih anak ..!! Btw Selamat Broo ..!!", "Wahhh, Nak Haikal dah besar yah sekarang. Selamat yah, Nak. Salam buat Ibumu yah, nanti tante pasti akan datang!" dan masih banyak lagi. Membaca satu persatu pesan masuk tersebut membuat hati ini terharu, ternyata ada banyak orang lain yang selama ini menyayangi dan telah menganggapku ada di dunia ini. Terimakasih banyak semuanya ...

     Tak terasa sepuluh menit lewat pun berlalu dan mobil Kak Gina pun tiba. Kami pun bergegas menuju mobil, tak lupa juga kupegang toga itu agar tak tertinggal. Kami berdua pun masuk ke dalam mobilnya.

     Acara tersebut diselenggarakan di gedung Auditorium Kampus. Saat memasuki gerbang, banyak sekali kendaraan yang mengantri masuk, sudah kuduga pasti akan macet. Undangan acara Wisuda ini sengaja Aku berikan kepada mereka, Ibu dan Kak Gina, sebagai orang terdekatku saat ini. Mereka berdua adalah orang yang paling Aku percaya dan paling Aku cinta, tentunya.

     Kami bertiga pun segera masuk ke dalam gedung, megah sekali! Tata gedung itu sudah disiapkan oleh panitia, bagi para Wisudawan/Wisudawati dipersilakan untuk duduk di lantai utama sedangkan para tamu atau orang tua dipersilakan untuk duduk dilantai dua.

     Tepat pukul sembilan, acara tersebut pun dimulai. Di awali dengan acara pembukaan dan kata sambutan dari Rektor Universitas. Menggugah semangat sekali. Setelah itu acara penampilan tari dari adik-adik mahasiswa dan terakhir adalah prosesi penyematan piagam Wisudawan/Wisudawati. Sesi acara inilah yang ditunggu-tunggu oleh kami, penyematan piagam dan akhirnya nomor urutku dipanggil, nomor empat puluh enam dengan nilai IPK ku sebesar 3,7. Wow ..!! Luar biasa, mendekati Coumlaude! Aku pun segera maju menuju podium, menerima piagam tersebut serta berfoto layaknya Wisudawan pada umumnya lalu setelah itu kembali menuju tempat kursi semula.

     Acara itupun usai, para Wisudawan/ Wisudawati lalu menyebar tuk mencari keluarganya masing-masing. 

     Di sudut gedung itu, Aku, Dana dan Krisna saling bersalaman lalu bertukar ucapan selamat.

     "Oy brooo ..!! Gila lu ya, IPK atau IPK noh .!? Tinggi banget cuy ..!!" celetuk Krisna.

     "Hahaha ... Iya nih, mantap benerrr ..!!" Dana pun ikut-ikutan.

     "Hehe ... Gak kok, yah namanya juga orang pintar. Jadi dapetin nilai IPK seperti itu mudah saja ..." jawabku songong.

     Tiba-tiba Krisna pun memukul pelan bahuku, "Sialan, udah bisa sombong yah nih anak ..." katanya.

     Kami bertiga pun tertawa lepas, entahlah rasanya lucu saja jika bercanda-canda dengan mereka.

     "Eh bro, Ibumu mana?" tanya Dana mulai heran.

     Memang sedari tadi mereka berdua sudah lama asyik berswafoto dengan keluarganya masing-masing. Ditambah lagi dengan Krisna, ia sengaja mengundang pacarnya untuk hadir diacara prosesi Wisudanya. Pacarnya adalah adik angkatan kami, namanya Karin, selisih dua tahun darinya dan ia mengambil jurusan kedokteran. Jurusan yang sama diambil oleh Dia, Ririn Putri Awaliyah. Secara tak sengaja ingatan-ingatan masa lalu itu pun kembali tergambar. Saat pertama kalinya berjumpa, saat kami berdua bertukar tawa kadang juga bertukar amarah, dan saat-saat lainnya.

     "Eh, itu bukannya Kak Gina yah?" tanya Krisna spontan yang menghentikan lamunanku.

     "Ii-Iyaa ..." jawabku gagap.

     "Hey Kak Gina, kami bertiga disini ..!! Ayok kita berkumpul bareng, kita foto-foto bareng di sini ..!!" sorak Krisna kencang sambil melambaikan tangannya.

     Kami pun berkumpul bersama, lalu memutuskan untuk berpindah menuju danau kampus dengan berlatar belakang tulisan besar universitas tersebut.

     Di sana kami berkumpul. Ada Dana beserta ayah ibunya, Krisna beserta ayah ibunya begitupun juga dengan pacarnya, Ibu, Kak Gina, Tante Yasmin yang tadi pagi sudah berjanji untuk hadir, lalu ada diriku dan seharusnya juga ada kamu, cinta, ya seharusnya. Kami pun segera melompat, berpose sambil melemparkan toga keatas langit, sejauh mungkin yang kita bisa ..!!

***

     "Sayang, coba kamu lihat bintang sebelah kanan itu! Kasihan sekali, bukan?" ucapnya.

     "Yang itu yah? Iya yah, kasihan sekali. Bersinar terang, tapi sendiri." balasku sambil menunjuk bintang yang dimaksudkannya.

     "Sayang?" tanyanya tiba-tiba.

     "Iya??" tanyaku balik.

     "Nanti, jika Aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, berjanjilah padaku bahwa kamu akan baik-baik saja seperti bintang itu. Tetap bersinar terang walau tak ada pasangannya." jawabnya sambil menatapku penuh senyum.

     "Hmm ... Ii-Iiyaa ..!! Tapi tenang saja, keadaan itu tak akan pernah terjadi diantara kita. Apakah itu Kamu dan apakah itu Aku!" balasku meyakinkannya.

     Malam itu terasa sunyi dan dingin. Di atas puncak itu Aku dan Ririn saling menatap langit, bercerita lalu tertawa. Indah sekali ... Ya, kenangan yang amat indah ...

~ End

Terimakasih untuk para pembaca 'Garis Lintang' yang selama ini senantiasa mengikuti jalannya cerita kami. Mungkin disetiap kata-katanya ada kesalahan yang luput dari sepengetahuan penulis, baik itu yang terlihat maupun yang tersirat, mohon dimaafkanlah. Teman Pena... Cerita ini tak berhenti hanya sampai disini, masih ada Chapter-Chapter lanjutan yang tentunya akan kami teruskan di Novel yang berjudul 'GARIS LINTANG' yang akan datang. Selamat menunggu dan jangan lupa bahagia akan semua kenangan yang telah kita ciptakan... ^^

Dari Penulis, Muhammad Taufik Akbar.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot